Kisah Yang Sama Versi Yang Beda

Untuk tulisan yang pertama, kemarin aku angkat dari salah satu kisah inspiratif dari Bapak Angkot saat aku magang 1 di KAI Indonesia Pulo Brayan. Nah kali ini aku angkat kisah inspiratifnya dari Magang 2 aku di salah satu Dinas Pemerintahan Kota Medan. Kisah ini tentang Seorang ibu dan anak yang berjualan kue, sarapan pagi (bubur, nasi gurih, lontong sayur), kue dan gorengan. 

Tepatnya tiap pagi pukul 08.00 seorang ibu dan anak tersebut datang ke kantor dengan kereta (Sepeda motor) mereka, tentunya dengan bawaan yang sangat banyak seperti yang aku sebutkan tadi. Sebenarnya ada seorang ibu lagi yang berjualan tapi tidak membawa anak. Mereka bersebelahan ketika berjualan, menurutku dari mereka pasti ada yang laku banyak dan ada yang tidak. Dengar-dengar waktu dari salah teman magang ku, ibu yang tidak membawa anak itu mempunyai suami yang sedang sakit stroke. Aku sering lihat ibu tersebut berangkat dengan angkot, melihatnya saja udah buat aku terharu. Kesusahan membawa dagangannya. 

Oiya kami yang magang disitu ada 8 orang. Tiap pagi pastinya di antara kami ada yang beli kue di antara dua ibu tersebut. Kadang kami juga mengobrol dengan mereka. Itu tadi latar belakang yang aku tahu tentang dua ibu tersebut. Balik ke topik yokkk. Ibu dan anak tersebut mengingatkan aku waktu kecil dulu sama mamak ku. Ketika melihat mereka seakan aku melihat aku yang dulu. 


Agak sedih sih sebenernya nulis ini hehe. Lebayy banget sih, ya namanya berkaitan sama orang tua. Jadi gini dulu tepatnya waktu aku masih duduk di bangku SD mamak selalu ngajak aku jualan opak keliling. Ya kami usaha opak ubi yang kami buat sendiri. Keluarga kecil yang memiliki 3 orang anak saat itu belum ada adik ku. Dimana anaknya semua sekolah, aku punya dua abang yang saat itu duduk di bangku kelas SMP/SMK (lupa dikit, intinya di antara dua itu) dengan tingkat kelas yang berbeda sedangkan aku masih SD kelas 3. 

Demi mencukupi kehidupan keluarga kecil ini. Kami saling kerja sama, bapak dan dua abang ku tiap selesai subuh langsung keluar rumah untuk mencari cup-cup plastik (Aqua gelas dan semacamnya) untuk dikumpulkan-dibersihkan kemudian di jual ke pabrik barang bekas hingga berkarung-karung. Nah sedangkan aku sama mamak ngolah ubi kayu (Singkong) untuk dijadikan opak kering untuk dijual. Proses pembuatannya (diparut-peras-cetak-kukus-jemur) lalu baru bisa di jual. Dua pekerjaan sambilan itu dilakukan bapak dan mamak di luar jam kerja utama mereka. Mamak sebagai ibu rumah tangga, bapak sebagai supir roti keluar kota sedangkan kami anak-anaknya bantu-bantu di luar jam sekolah dan ngaji. 

Yang paling aku tunggu adalah keliling untuk berjualan opak. Aku senang kali kalo jalan-jalan gitu, gapapa kalo cuman jalan kaki yang penting sama mamak aku udah happy kali. Kami sepanjang jalan teriak dan menawarkan opak kami dari rumah ke rumah. Aku sama sekali gak malu. Kami punya beberapa langganan yang selalu beli opak kami tiap kami keliling. Kata mereka "Opaknya enak, suami sama anak-anakku kadang sampai ke carian kalau opaknya habis bu"  kira-kira gitu yang di ucapkan langganan kami ke mamak. Tiap pulang selalu habis opak yang kami bawa. Terus sebelum sampai rumah kami berdua pasti singgah ke warung untuk makan mie sop sama es doger. Mamak selalu bilang "Uti capek gak?, nanti kita makan mie sop yok tempat nenek itu" ya namanya anak kecil pasti senanglah. 

Pesan yang dikasih mamak sama bapak banyak banget, mulai dari pendidikan, adab bersaudara, bertetangga, sampai kewajiban seorang anak yang harus patuh untuk harus selalu jaga nama baik keluarga. Salah satu pesan mereka gini. 

Mamak "Uti gak boleh sombong kalo pintar, harus berbagi. Terus kalau pintar tapi gak rajin sholat dan gak taati perintah Allah, ilmu yang uti dapat gak berkah. Jangan suka melawan sama mamak dan bapak" 

Bapak "Uti suka jalan-jalankan, naik mobil udak enak gak? Gak kena panaskan? Makanya uti harus rajin belajar ya, harus jadi orang sukses" 

Sayang banget sama mereka berdua ❤❤


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struggles Kuliah di Universitas Negeri Medan

Struggles di SMAN 1 Percut Sei Tuan